Peluang Bisnis Handuk

Seiring tingginya tingkat hunian hotel, kebutuhan handuk pun meningkat. Otomatis, permintaan handuk turut terkerek. Tak hanya itu, permintaan handuk untuk rumah sakit juga tinggi. Sejumlah produsen handuk mengaku peningkatan permintaannya mencapai 30%. Alhasil, para produsen handuk itu mampu meraup omzet hingga Rp 40 juta setiap bulan.

Maraknya pembangunan hotel dan rumah sakit baru membawa berkah tersendiri bagi para produsen handuk. Pasalnya, permintaan handuk khusus hotel dan rumah sakit turut mengalami peningkatan. Alhasil, bisnis kain pengering badan ini kian prospektif.

Seperti yang dialami oleh Wikantiningsih, pemilik Soulmate Bedsheet. Produsen handuk yang juga pemilik gerai handuk di Plaza Semanggi, Jakarta ini, mengatakan permintaan handuk yang masuk ke usahanya tahun ini naik 30%. Saat ini, perempuan yang biasa dipanggil Wiwiek itu bisa menjual sekitar 1.000 helai handuk tiap bulan.

“Permintaan dari hotel dan rumah sakit sekitar 80% dari total penjualan handuk saya,” katanya. Sisanya, merupakan pesanan handuk dari berbagai perusahaan yang menggunakan handuk sebagai suvenir promosi. “Sekarang banyak perusahaan yang memakai handuk untuk promosi juga,” imbuhnya.

Pemesan handuk yang datang ke Soulmate Bedsheet berasal dari kota-kota besar yang ada di Indonesia. Seperti Ambon, Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, hingga Papua.

Wiwiek kini memiliki lebih dari 10 pelanggan tetap hotel dan rumah sakit. Khusus untuk handuk hotel, Wiwiek memproduksi tiga macam handuk. Yaitu handuk untuk cuci tangan, handuk mandi dan handuk untuk cuci muka.

Ia menjual handuk mandi hotel berukuran 70×140 centimeter (cm) dengan harga Rp 60.000 per helai. Harga ini sudah termasuk ongkos pemberian logo dan nama hotel yang memesan. “Biasanya hotel bintang tiga ke atas yang memesan handuk seharga Rp 60.000,” katanya.

Untuk hotel bintang tiga, rata-rata memesan handuk seharga Rp 40.000. “Ukurannya sama, tapi gramasi atau ketebalan dan kehalusan handuk yang berbeda,” imbuhnya.

Adapun untuk handuk rumah sakit, rata-rata handuk yang dipesan berukuran 120×50 cm. Harga handuk tersebut berkisar Rp 35.000 per helai. “Harga handuk kami sangat bersaing dengan produsen yang lain,” tutur Wiwiek, seraya berpromosi.

Perempuan yang sudah delapan tahun menekuni bisnis handuk ini, mengaku, bisa mendulang pendapatan sekitar Rp 40 juta setiap bulannya dari penjualan berbagai macam jenis handuk tersebut.

Makin prospektifnya bisnis pembuatan handuk juga diamini oleh Zamroni, pemilik Enkatex produsen handuk di Pekalongan, Jawa Tengah. Di tahun ini, ia bisa menjual rata-rata 1.000 helai handuk setiap bulan.

Khusus untuk rumah sakit, Zamroni bisa mendapatkan pesanan sekitar 400 helai handuk setiap bulan. Sisanya, pesanan datang dari berbagai institusi. “Kalau hotel biasanya mereka pesan dua bulan sekali,” imbuhnya.

Handuk yang biasa dipesan hotel yaitu handuk berukuran 140×70 cm dengan harga sekitar Rp 50.000 per helai. Adapun untuk rumah sakit, handuk yang banyak dipesan adalah handuk kecil berukuran 40×80 cm. Zamroni melabeli handuk tersebut dengan harga Rp 8.000. “Biasanya, rumah sakit memakai handuk itu sebagai suvenir. Makanya, saat pasien pulang, handuknya ikut dibawa,” katanya.

Di sisi lain, Zamroni menuturkan, selain maraknya pertumbuhan hotel dan rumah sakit, tingginya tingkat okupansi perhotelan dan rumah sakit juga turut mendorong bisnis penjualan handuk. “Semakin banyak orang sakit yang menjalani perawatan di rumahsakit, bisnis ini juga ikut meningkat,” canda Zamroni.

Namun, dia mengaku, pemasaran handuknya saat ini masih terbatas di wilayah Jawa Tengah. Hal senada juga diungkapkan oleh Ferry Lusianto. Pemilik pabrik handuk dengan merek Lumintu di Klaten, Jawa Tengah ini, lebih memilih fokus pada pembuatan handuk untuk kebutuhan rumah sakit.

Pertimbangannya, menangani pelanggan yang berasal dari kalangan hotel tergolong lebih sulit. “Ini lebih ke soal pembayarannya saja, yang suka telat dan harus lewat beberapa orang dulu,” katanya. Padahal, dia membutuhkan modal untuk bisa membuat handuk lagi.

Meski hanya membidik segmen rumah sakit, penjualan handuk Ferry terbilang besar. Saat ini, ia bisa menjual minimal 1.500 helai handuk setiap bulan.

Dia menerima pesanan dari pelanggannya, yakni 10 rumah sakit di Jawa Timur. “Satu rumah sakit biasanya pesan minimal 500 handuk tiap bulan,” katanya. Harga jual sehelai handuk berkisar antara Rp 14.000 hingga Rp 30.000.

Selain memproduksi handuk mandi, Ferry juga memproduksi handuk washlap. Setiap bulan, rata-rata satu rumah sakit bisa memesan 1.000 helai handuk washlap.

Harga satu helai washlap sekitar Rp 1.500. “Jadi, kalau dihitung, omzet saya setiap bulan antara Rp 25 juta hingga Rp 40 juta,” katanya.

Lelaki berusia 32 tahun ini mengklaim, produksi handuk miliknya masuk pada kategori kualitas KW3. Alasannya, kualitas itu disesuaikan dengan segmen pasar handuk produksinya yakni rumah sakit, yang lebih mementingkan kegunaan handuk dengan harga yang terjangkau. “Biar KW3 yang penting bagi mereka bisa menyerap air,” kata Ferry.

Saat ini, Ferry memperkerjakan sekitar 40 orang tenaga kerja untuk memproduksi handuk. Pembuatan handuk itu juga menggunakan 40 unit mesin pembuat handuk.

Sedangkan untuk pembuatan logo dan nama, ia masih menggunakan mesin tenun tradisional yang jumlahnya ada sekitar 50 unit. “Proses pembuatan handuk ini memakan waktu dua hingga tiga hari,” tandasnya. (peluangusaha.kontan.co.id)

Pos ini dipublikasikan di Peluang Bisnis dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar